Labels

Home » » Tokoh Bangsa Dalam Perumusan Pancasila

Tokoh Bangsa Dalam Perumusan Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia telah diterima secara luas dan telah bersifat final. Hal ini kembali ditegaskan dalam Ketetapan MPR No XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetya Pancakarsa) dan Penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara jo Ketetapan MPR No. I/MPR/2003 tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002. Selain itu Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan bersama para Pendiri Bangsa yang kemudian sering disebut sebagai sebuah “Perjanjian Luhur” bangsa Indonesia.
Lalu siapa sajakah tokoh (pendiri bangsa) dibalik perumusan Pancasila tersebut?

a. Prof. Muhammad Yamin, SH
M. Yamin
Dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1903 di Talawi, Sawahlunto, Sumatera Barat. Setelah tamat AMS di Yogyakarta, melanjutkan sekolah kehakiman di Jakarta. Dan mendapat beasiswa dari Pemerintah Belanda. Karena sering mengkritik pemerintah, akhirnya beasiswa dicabut. Muhammad Yamin memiliki kegemaran membaca sehingga memiliki perpustakaan sendiri. Di kalangan mahasiswa Muh. Yamin tergolong pemuda yang cerdas dan bercita-cita tinggi. Kegiatan politiknya dimulai dengan masuk organisasi Jong Sumatranen Bond dan Indonesia Muda.Muhammad Yamin mempunyai citacita mempersatukan bangsanya. Unsur pokok yang dapat menjadi dasar membina persatuan adalah kesatuan bangsa, kesatuan bahasa dan kesatuan wilayah. Pokok-pokok pikiran itu dilontarkan dalam Kongres Pemuda bulan Oktober 1928. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan, Muh Yamin duduk dalam PPKI. Ia ikut menyumbangkan gagasan tentang dasar negara. Selain itu turut pula merumuskan UUD 1945. Setelah Republik Indonesia terbentuk, ia diangkat menjadi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Muhammad Yamin banyak menulis buku-buku sejarah dan hukum. Beliau meninggal di Jakarta pada tanggal 17 Oktober 1962. Waktu itu ia menjabat sebagai Menteri Penerangan. Ia dimakamkan di Talawi tempat kelahirannya. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 088/TK/Tahun 1973 tanggal 6 November 1973, Muh. Yamin ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional.

Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 beberapa anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan usulan mengenai bahan-bahan konstitusi dan rancangan “blue print” Negara Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Mohammad Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang pleno BPUPKI baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI.
Rumusan Pidato.
Baik dalam kerangka uraian pidato maupun dalam presentasi lisan Muh Yamin mengemukakan lima calon dasar negara yaitu:
  1. Peri Kebangsaan
  2. Peri Kemanusiaan
  3. Peri ke-Tuhanan
  4. Peri Kerakyatan
  5. Kesejahteraan Rakyat
Rumusan Tertulis 
Selain usulan lisan Muh Yamin tercatat menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan dasar negara. Usulan tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI oleh Muh Yamin berbeda dengan rumusan kata-kata dan sistematikanya dengan yang dipresentasikan secara lisan, yaitu:
  1. Ketuhanan Yang Maha Esa
  2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
  3. Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
  4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
  5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno dilahirkan di kota Blitar, Jawa Timur pada tanggal 6 Juni 1901. Bung Karno juga mengusulkan rumusan dasar negara Indonesia, yang diberi nama Pancasila. Selain Muh Yamin, Ir Sukarno juga menyampaikan usul dasar negara. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip. Sukarno pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa (Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan Sukarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila.



Rumusan Pancasila 
  1. Kebangsaan Indonesia
  2. Internasionalisme,-atau peri-kemanusiaan
  3. Mufakat,-atau demokrasi
  4. Kesejahteraan sosial
  5. ke-Tuhanan yang maha esa
Rumusan Trisila.

  1. Socio-nationalisme
  2. Socio-demokratis
  3. ke-Tuhanan
Rumusan Ekasila.
  1. Gotong-Royong
Menjelang proklamasi kemerdekaan bulan Agustus 1945, Bung Karno dipilih sebagai ketua PPKI. Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta mempunyai peranan penting dalam sejarah Republik Indonesia. Proklamasi yang dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 itu merupakan puncak perjuangan bangsa Indonesia. Karena dengan Proklamasi itu bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka. Ir. Soekarno mempunyai jasa yang besar bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Ir. Soekarno terpilih menjadi Presiden RI pertama. Ir. Soekarno wafat tanggal 21 Juni 1970, dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Beliau sangat berjasa bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 081/TK/1986 tanggal 23 Oktober 1986, beliau ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator.

c. Drs. Mohammad Hatta
Moh. Hatta
Tokoh ini dikenal juga dengan sebutan Bung Hatta. Beliau lahir di BukitnTinggi, Sumatera Barat pada tanggal 12 Agustus 1902. Bung Hatta adalah tokoh yang anti terhadap penjajahan. Ia senantiasa memperjuangkan nasib bangsanya agar terlepas dari belenggu penjajah Belanda. Perannya begitu besar dalam menentang penjajah. Ia menjadi ketua Perhimpunan Indonesia di negeri Belanda tahun 1926. Bung Hatta merupakan tokoh penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Bersama Bung Karno, pada tanggal 17 Agustus 1945, beliau memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Bung Hatta juga sangat berjasa ketika diadakan Konferensi Meja Bundar (KMB). KMB diadakan di Den Haag Belanda pada tahun 1949. Beliaulah yang memimpin delegasi Indonesia dalam konferensi tersebut. Atas usahanya bersama delegasi yang dipimpinnya, akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia. Dalam karier politiknya Bung Hatta pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia. Beliau tutup usia pada tanggal 14 Maret 1980, dan dimakamkan di Jakarta.

d. Prof. Dr. R. Supomo
Dr. R. Supomo
Supomo dilahirkan di Sukoharjo, Jawa Tengah tanggal 22 Januari 1903. Lulus Sekolah Hukum tahun 1923. Pada zaman pendudukan Jepang, Supomo duduk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Setelah BPUPKI dibubarkan dan dibentuk PPKI, Supomo duduk sebagai anggota. Karena ahli dalam bidang ilmu tata negara, pemikirannya banyak bermanfaat dalam penyusunan Undang Undang Dasar 1945. Supomo pernah menduduki jabatan Menteri Kehakiman, Guru Besar Sekolah Hakim Tinggi, Guru Besar UGM. Juga Rektor UI, dan Duta Besar RI di London. Supomo meninggal dunia pada tanggal 12 September 1958 di Jakarta. Dan dimakamkan di Solo Jawa Tengah. Berdasarkan SK Presiden RI No. 123 tahun 1965 tanggal 14 Mei 1965, dianugerahi Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

2 comments: